FLASHNEWS

Metode Pembelajaran Moving Paper atau Memindahkan Kertas

Metode Pembelajaran Moving Paper (Dok. Elfi Zulfida)

Oleh: Elfi Zufrida 

Membuat fokus siswa dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) susah susah gampang. Perlu metode dan tehnik yang tepat untuk diterapkan. Tidak semua topik pembahasan dan materi IPS menarik bagi siswa. Perlu kelihaian seorang guru untuk melihat dan memetakan potensi siswa dalam belajar.


Metode pembelajaran kali ini mencoba agar siswa tidak cepat bosan, mau membaca dan fokus pada materi serta menggali potensi terbaiknya. Apa bisa? Tidak perlu berkecil hati dulu. Mari kita buktikan.


Moving Paper adalah salah satu metode pembelajaran joyfull learning. Jadi siswa tetap duduk di tempatnya sedang kertas yang telah dikerjakannya yang bergerak. Bergerak berkeliling sesuai aba-aba dari guru. Aturannya hanya tertib, jujur, dan disiplin.

Siapkan alat dan bahan. Antara lain:
1. Buku paket atau buku lain yang relevan.
2. Kertas Folio Bergaris.
3. Kertas HVS.
4. Pulpen.
5. Penggaris.
6. Penghapus.
7. Buku Nilai.

Permainan ini sangat sederhana tetapi memicu siswa untuk berpikir dan menampilkan bagian yang HOTs pada dirinya. Pembelajaran ini bisa dibuat untuk satu kali pertemuan atau dua kali pertemuan tergantung kesiapan dari siswa. Di sini untuk permulaan kita buat untuk satu kali pertemuan. Sistemnya open book.


Sekarang mari ikuti langkah-langkahnya:
1. Tentukan materi yang hendak dibahas. Misal: materi kelas 9 Bab 2 Perubahan Sosial Budaya dan Globalisasi.

2. Satu kelas ada 4 deret bangku. Tentukan tema untuk masing-masing deret bangku. Misal:
    A. Deret bangku pertama: Perubahan Sosial Budaya.
    B. Deret bangku kedua: Bentuk-bentuk Perubahan Sosial Budaya.
    C. Deret bangku ketiga: Globalisasi.
    D. Deret bangku keempat: Bidang bidang Globalisasi. Atau bisa juga dibagi per halaman dari buku materi.

3. Bagikan kertas folio bergaris dan kertas HVS masing-masing satu kepada setiap siswa. Atau setiap siswa sudah menyiapkan sendiri dari rumah satu kertas folio bergaris dan satu kertas HVS.

4. Buat garis tepi pada masing-masing kertas. Beri nama, kelas, no. urut absen dan tanggal pada tiap kertas. (Ada dua kertas yakni kertas folio dan HVS).

5. Jangan lupa menyantumkan judul bab materi yang akan dibahas.

6. Setelah siswa siap, perintahkan siswa untuk membuat 5 buah pertanyaan pada kertas HVS.

7. Pertanyaan dibuat dengan dimulai kata: mengapa, apa saja, bagaimana, sebutkan, jelaskan, uraikan, terangkan, dan apa sebab.

8. Sedangkan kertas folio bergaris adalah kertas untuk menulis jawaban dari pertanyaan yang dibuat siswa tadi.

9. Kertas Folio bergaris yang berisi jawaban tadi berguna untuk kunci jawaban dan disimpan dengan rapi dan rapat oleh siswa bersangkutan.

10. Pembuatan 5 atau 8 pertanyaan cukup menghabiskan waktu 20 menit saja.

11. Waktu 20 menit selesai, guru bisa memeriksa pekerjaan siswa apakah sudah tepat gaya pertanyaannya.

12. Setelah selesai, siswa kembali ke bangkunya masing-masing dan memulai permainan.

13. Guru memberitahu siswa tentang aturan yang akan dipakai dalam permainan ini:
A. Mempersilakan siswa menyimpan Kertas Folio bergarisnya terlebih dahulu.
B. Kemudian meminta semua siswa agar menunjukkan kertas HVS ke atas.
C. Dalam hitungan ketiga, dimulai dari satu siswa yang duduk paling belakang pojok kiri untuk menyerahkan kertasnya kepada teman yang ada didepannya. Begitu juga siswa yang ada di depannya menyerahkan kertasnya kepada teman didepannya. Sedangkan siswa di bangku deretan depan menyerahkannya pada teman di sampingnya. Begitu seterusnya. Sistemnya adalah model ular. Seperti letak penomoran saat UNAS. Lakukan secara serentak.

14. Siswa yang menerima kertas dari temannya, dipersilakan menjawab salah satu pertanyaan yang ada di kertas tersebut.

15. Pilih satu saja dari lima pertanyaan itu. Cara menuliskannya adalah sbb:
A. Tulis no. 1. Lalu isi jawabannya. Misal yang ingin dijawab adalah pertanyaan no. 4, maka perintahkan siswa untuk melingkari soal no. 4.
B. Setelah menulis jawabannya, maka di belakang jawaban siswa menulis nama lengkapnya beserta nomor soal yang dikerjakannya. Contoh: 1. Revolusi adalah perubahan yang terjadi secara cepat. (Elfi Zufrida/4).

16. Beri waktu sekitar 3 menit untuk menjawab pertanyaan.

17. Bila sudah selesai, maka beri aba-aba lagi agar kertas diangkat dan pada hitungan ketiga diserahkan lagi ke teman di sebelahnya.

18. Siswa yang menerima kertas segera memilih nomor soal dan melingkarinya kemudian menjawab soal di bawah jawaban nomor satu seperti aturan di atas. Contoh: 2. Globalisasi adalah...........(Putri Hanalya/1)

19. Waktu yang diberikan tetap 3 menit untuk menjawab soal.

20. Lakukan sampai pertanyaan habis. Artinya ada 5 kali putaran kertas.

21. Bila siswa tidak dapat menjawab pertanyaan boleh dikosongkan jawabannya, tetapi namanya tetap dicantumkan. Contoh: 3. ............(Brian Pratama).

22. Waktu habis, sekarang saatnya untuk mengoreksi hasil jawaban siswa.

23. Perintahkan siswa untuk memutar secara kebalikan dari cara yang pertama tadi sebanyak 5 kali, sehingga kertas kembali ke pemiliknya.

24. Perintahkan siswa mengoreksi jawaban dari teman-temannya dan memberi nilai sesuai kesepakatan. Misal:
a. Tiap jawaban dapat diberi nilai 20 untuk masing-masing jawaban benar.
b. Jawaban kosong, diberi nilai 0.
c. Jawaban yang kurang tepat diberi nilai 5.
d. Jawaban hanya setengah benar bisa dinilai 10.

25. Sekarang, perintahkan siswa dapat mencari berapa nilai yang diperolehnya dengan berburu kertas teman yang berhasil dijawabnya.

26. Siswa yang berhasil mengumpulkan 5 jawabannya, dipersilakan menjumlahkan seluruh nilai yang diperolehnya.

27. Lalu setelah memperoleh jumlah yang pasti, siswa bisa menulis angka perolehan nilainya di buku nilai yang sudah tersedia di meja guru.

28. Bila waktu tidak cukup, bisa diadakan dua kali pertemuan, tetapi jumlah soal bisa ditambah menjadi 8 atau 10 (yang mana sudah dibuat di rumah sebelumnya). Nanti tinggal eksekusi saat di kelas pada pertemuan berikutnya.

29. Tanyakan perasaan siswa.

30. Buat kesimpulan bersama siswa dan merefleksikan.

Sederhana bukan, tetapi luar biasa hasilnya. Secara tidak langsung anak dipaksa membaca dan ada pendidikan karakter di dalamnya. Biasanya siswa meminta untuk mengulang kembali metode pembelajaran ini karena akhirnya dapat mengerti materi yang sedang dibahas. Jadi, tunggu apa lagi?