FLASHNEWS

Lembar Kerja Peserta Didik Online Tentang Ekonomi Kreatif


WFH (Work From Home) & LFH (Learning From Home) di masa tanggap wabah corona/covid-19 materi tentang Ekonomi Kreatif dan tema Hari Buku Nasional 17 Mei 2020. 
Oleh: Elfi Zufrida 


Mata Pelajaran.      : IPS-EKONOMI
Materi.                   : BAB 3 "EKONOMI KREATIF"
Tema.                     : Hari Buku Nasional 17 Mei 2020 "CORONA dan AKU"
Kelas.                    : 7, 8, & 9 (VII, VIII, & IX)
Semester                : 2 (GENAP)
Tahun Pelajaran.    : 2019 - 2020
Sekolah.                : SMPN 1 Kedewan Bojonegoro Jatim
Pembina.                : BUNDA CIKGU FORTUNA


A. MATERI.

     Hari Buku Internasional baru saja kita peringati di tanggal 23 April yang lalu. Kini kita akan bersiap memperingati Hari Buku Nasional. Tepatnya di tanggal 17 Mei 2020. Bagaimana sejarahnya. Mari ikuti penjelasan Bunda di bawah ini.

     Ingatkah kalian akan pameo: "BUKU ADALAH JENDELA DUNIA?". Tulisan itu dapat diartikan bahwa dengan membaca buku maka segala yang membatasi pengetahuan akan runtuh. Karena hanya dengan membaca, kita tak perlu menempuh jarak dan waktu untuk membuktikan sesuatu. 

     Sejarah Hari Buku Nasional dimulai dari usulan Mendiknas saat itu yaitu Bapak Abdul Malik Fajar agar Hari Peresmian Perpustakaan Nasional (PERPUSNAS) tanggal 17 Mei 1980 oleh Mendikbud saat itu Bapak Daoed Joesoef dijadikan sebagai Hari Buku Nasional. Akhirnya oleh Presiden Megawati Soekarnoputri ditetapkan bahwa 17 Mei 2002 sebagai perayaan Hari Buku Nasional pertama di Indonesia.  Alasan penetapan tersebut adalah sebagai berikut: Merayakan Budaya Membaca, untuk:
1. Menambah wawasan.
2. Menambah pengetahuan.
3. Mengasah kraetivitas dan imajinasi.
4. Melihat dunia dari sudut pandang yang berbeda.
Itulah beberapa alasan perlunya ditetapkan Hari Buku Nasional untuk mendongkrak minta baca masyarakat Indonesia dan generasi muda pada khususnya. 

     Berdasar data dari UNESCO dan Pemerintah Indonesia sendiri, bahwa minat baca masyarakat masih dalam katagori memprihatinkan. Masih banyak yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu Pemerintah menggandeng IKAPI dan seluruh elemen masyarakat membangun kegemaran membaca dengan cara kemudahan akses untuk mendapat buku serta aktif berkampanye giat membaca dengan membuka banyak pameran buku murah dengan harapan rakyat mau membeli dan membaca. Juga membuka pelatihan-pelatihan menulis buku dengan menggratiskan izin penerbitan buku. 

    Di awal tahun 2017, barulah "wabah" menulis buku menular perlahan-lahan terutama untuk kalangan guru. Mulai muncul komunitas-komunitas menulis buku dan penerbit indie. Sayangnya upaya ini tidak diikuti dengan balasan yang menyenangkan oleh sebagian unsur masyarakat. Masih banyak kelemahan yang bisa ditemukan. Misal:
1. Kurang mengapresiasi penulis-penulis lokal yang mulai tumbuh bak jamur di musim hujan dengan tindakan mencemooh keberhasilan mereka sebagai hal yang bukan apa-apa.
2. Dengan sengaja merendahkan talenta penulis lokal melalui cara "meminta" buku hasil karya penulis karena merasa bukan suatu karya yang "HITS" (Gratisan).
3. Masih kuatnya mindset: "PINJAM DAN FOTOCOPI". Ini jelas mematikan kreativitas penulis untuk menghasilkan tulisan atau buku berikutnya yang bermutu. 
4. Beredarnya buku bajakan, karena kurangnya penghargaan terhadap buku sebagai karya intelektual penulis.
5. Masih suka menjadi Plagiator! Lebih mudah menjiplak dan mengutip tanpa rasa malu mencantumkan sumber dan narasumber aslinya sekecil apapun itu. 
Dan yang lebih memprihatinkan adalah justru kaum plagiator itu adalah mereka yang berasal dari kalangan terdidik dan terhormat (sarjana). 

     Harapan dan tujuan dari perayaan Hari Buku Nasional sebenarnya sederhana saja. Yaitu selain ingin meningkatkan minat baca yang masih sangat rendah juga untuk meningkatkan angka penjualan buku di tanah air. Ketekunan membaca diharapkan dapat meningkatkan eksistensi seseorang dalam menghadapi roda kehidupan di masa depan yang sangat tidak dapat diprediksi alurnya. Untuk itu semua lapisan masyarakat wajib bergerak dan menyokong gerakan pemerintah untuk berliterasi tanpa kecuali!

     Ingat! Literasi bukan sekedar membaca dan menulis. Bila ingin tahu lebih banyak, maka bersegeralah mencari dengan cara membaca.

Bukumu, bisa jadi hadiah termahal dan terindah yang tak lekang oleh zaman....


B. TUGAS.
1. Buatlah desain batik untuk cover bukumu yang bertema "CORONA dan AKU".
2. Desain batik bisa dikerjakan di selembar kertas HVS atau kertas gambar.
3. Buat desain dengan warna-warni dan hiasan yang indah.
4. Boleh menggunakan alat dan bahan warna apa saja, kecuali yang berbahaya dan dilarang secara umum. 
5. Jangan lupa untuk menyertakan Judul Buku serta identitas diri di dalam desain cover. 
Contoh: 
judul "Masker Buatanku selama LFH"
Oleh Selfia Gemesthi kelas 7B (009)
6. Desain cover buku batik sudah Bunda terima dalam bentuk PDF terakhir tanggal 20 Mei 2020.
7. Selamat mengerjakan dan Semoga Sukses.
8. Pemenang desain tiap kelas akan memperoleh hadiah dari sekolah dan desainnya akan digunakan untuk cover buku kelas. 
9. Jangan mengeluh karena tidak menyelesaikan masalah. Lebih baik mulai bergerak dengan niat dan semangat baja. 
10. Tetap Stay at Home! Dan jadilah anak merdeka belajar.