FLASHNEWS

Pendidikan Anti Korupsi di Sekolah

 


Pendidikan Anti Korupsi di Lembaga pendidikan

Sekolah sebagai sebuah lembaga pendidikan memegang peranan penting dalam upaya membantu mencegah tindakan korupsi sejak dini. Sekolah dapat membantu pemerintah dengan cara menanamkan nilai-nilai yang membendung terjadinya korupsi. Dan sekolah dapat bekerja sama dengan KPK dalam mengsosialisasikan fungsi dan peran KPK melalui pendekatan edukatif untuk melahirkan generasi muda yang memiliki karakter anti korupsi. 


Pentingnya pendidikan anti korupsi di dunia pendidikan

1. Budaya Korupsi Indonesia di tepi jurang

2. Memerangi korupsi dari lingkungan terdekat

3. Penanaman pendidikan karakter yang aplikatif


Tujuan pelaksanaan pendidikan anti korupsi

1. Pembentukan karakter anti korupsi sesuai dengan tahap  perkembangan anak

2. Penanaman pendidikan anti korupsi untuk jangka panjang

3. Menanamkan nilai-nilai anti korupsi pada generasi muda


9 Nilai Anti Korupsi 

1. Tanggung Jawab

2. Disiplin 

3. Jujur

4. Sederhana

5. Kerja keras

6. Mandiri 

7. Adil 

8. Berani

9. Peduli 


Tanggung Jawab 

Seorang pemimpin yang bertanggung jawab terlahir dari individu yang bertanggung jawab. Seseorang belum dapat memimpin orang lain kalau belum dapat memimpin dirinya sendiri. Menjadi seorang pemimpin tidakkah mudah karena memiliki tanggung jawab yang besar. Tanggung jawab itu bukan hanya kepada bawahannya akan tetapi bertanggung jawab juga kepada atasannya, dan yang lebih berat adalah tanggung jawab kepada Tuhan Yang Maha Esa. Seseorang pemimpin adalah orang yang pertama kali mengerjakan tugas dan orang yang paling terakhir mengambil haknya atau bagiannya.


Disiplin

Disiplin adalah kunci sukses, sebab dalam disiplin akan tumbuh sifat yang teguh dalam memegang prinsip, pantang mundur dalam kebenaran dan pada akhirnya dapat berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.


Jujur

Jujur  dimulai dari Lingkungan yang Terdekat. Mulai dari diri sendiri, keluarga, kelas, sekolah dan tempat tinggal. Pribadi jujur awal dari keluarga jujur. Keluarga jujur membentuk lingkungan jujur. Lingkungan jujur membentuk Masyarakat jujur. Masyarakat jujur membentuk Bangsa jujur.

Ciri orang yang jujur yaitu memiliki “KETULUSAN”. Ketulusan tidaklah mudah di dapat di era globalisasi sekarang ini. Istilah yang ngetren sekarang adalah “FULUS VS TULUS”. Artinya segala sesuatu dinilai dengan uang. Jika saya mendapatkan upah besar saya akan bekerja dengan baik. Namun sebaliknya jika upah saya kecil kerjanya juga keci. Ketulusan bukan berarti tidak perlu uang. Ketulusan dibuktikan dengan kerja yang tidak di dasarkan diri dari berapa uang yang di dapat. Ketulusan lebih kepada pengabdian diri atau pengorbanan diri. 


Sederhana

Hidup sederhana berarti hidup bersahaja, tidak berlebih-lebihan yang didasari oleh suatu sikap mental yang rendah hati, berjiwa sosial dan tidak sombong. Dan orang yang sederhana adalah orang yang sanggup membawa diri sesuai dengan keadaan dirinya, dengan kemampuan dan dengan keadaan masyarakat sekitarnya. Menerapkan pola hidup sederhana akan menumbuhkan rasa ketidaknyamanan sosial, jujur, disiplin, hemat, dan tidak bergaya hidup mewah. Bila dapat hidup dengan pola kesederhanaan maka akan dapat merasakan kebahagiaan dan menemukan kepuasan batin, ketenangan dan ketentraman hati


Kerja Keras

Kesuksesan dan keberhasilan yang kita harapkan setiap saat pastilah menjadi pemicu semangat kita untuk selalu berbuat dan berbuat. Dalam kehidupan adanya kesempatan dan peluang selalu memberi pilihan pada kita. Pribadi pekerja keras akan timbul dari sosok yang mempunyai motivasi tinggi untuk berubah, pantang menyerah dalam segala keadaan. Pribadi yang pekerja keras dapat dimanifestasikan dengan selalu melakukan tanggung jawab dengan sungguh-sungguh. Melakukan segala sesuatu dengan upaya terbaik, sekuat tenaga, kecerdasan tinggi, dan sepenuh hati. Melalui hal ini akan mampu menahan beban berat, memecahkan persoalan rumit dan tidak bertanggung pada orang lain.


Mandiri

Kemandirian merupakan sesuatu sikap individu yang diperoleh dari kehidupan yang dijalani, dimana individu akan terus belajar untuk bersikap mandiri dalam menghadapi berbagai situasi di lingkungan, sehingga individu tersebut pada akhirnya akan mampu berfikir dan bertindak sendiri. Dengan kemandirian, seseorang dapat memilik jalan hidupnya untuk dpat berkembang dengan lebih mantap.


Dengan kemandirian tersebut berarti anak harus belajar dan berlatih dalam membuat rencana, memilih alternative, membuat keputusan, bertindak sesuai dengan keputusan sendiri serta bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dilakukan. Dengan demilian anak akan berangsur-angsur melepaskan diri dari ketergantungan pada orang tua atau orang dewasa lainnya dalam banyak hal.


Adil

Anak yang memiliki karakter adil akan menekankan pengambilan keputusan melalui proses pertimbangan untuk menghindari diri dari sikap berat sebelah, dan mencari keputusan yang paling tepat. Anak yang memiliki karakter adil tidak menunggu kebenaran datang kepada mereka, justru mereka mencari informasi yang relevan dan mempertimbangkan beberapa aspek penting sebelum membuat keputusan, bukan karena pilih kasih. Anak yang memiliki karakter adil akan memperlakukan orang lain dengan sama, tidak mengambil keuntungan dari kelemahan atau menyepelekan orang lain.


Berani

Anak yang mempunyai keberanian akan mampu bertindak bijaksana tanpa dibayangi ketakutan-ketakutan. Kamus Besar Bahasa Indonesia mendefinisikan keberanian dengan arti : ‘mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya”. Orang-orang yang mempunyai keberanian akan sanggup mewujudkan mimpi-mimpi dan mengubah kenyataan hidup. Keberanian bisa dijadikan sikap negatif menjadi positif, lemah menjadi semangat, miskin menjadi kaya, gagal menjadi sukses. Dan dengan keberanian juga, kejahatan akan dapat dicegah dan dihilangkan.


Peduli

Peduli adalah sifat yang dapat membuat segala kesulitan atau kekurangnyamanan dapat dihadapi. Segala keadaan dapat ditanggung bersama, keterbatasan pun dicarikan solusinya. Rasa senasib dan sepenanggungan dapat menghilangkan egois dalam berfikir dan bersikap. Dan semuanya menjadi sebuah pelajaran kehidupan agar mampu lebih dewasa dalam menjalani hidup. Anak perlu belajar tenggang rasa, empati, mengenal dan memahami perasaan teman-temannya. Mengelola emosi agar tidak mudah terpancing oleh kelakuan teman yang dihadapi. Serta bagaimana memperluas hati terhadap segala kelakuan teman. Begitu juga harus belajar bagaimana menempatkan diri dan bersikap terhadap orang lain.


Materi ini disampaikan oleh Atut Dwi Sartika, S.Pd, M.Pd Guru SMP Negeri 8  Metro Lampung. Bagi Anda yang membutuhkan materi tersebut silakan download di sini