FLASHNEWS

Materi Asesmen Dignostik


 

Oleh Bapak Budi Hartono 

Assalamualaikum Wr.Wb.
Selamat malam Bp. Ibu anggota APEPSI yang hebat. Semoga semua sehat selalu. Jumpa lagi dalam chanel yang hebat ini, dalam rangka berperan aktif mencerdaskan kehidupan bangsa, mempersiapkan Generasi Emas 2045.


Malam ini kita akan melanjutkan pembahasan tentang Asesmen Diagnostik Dalam Kurikulum Merdeka. 

Fokus pembahasan tentang Asesmen Diagnostik Non Kognitif dan Asesmen Diagnostik Kognitif. Mudah-mudahan dapat kita bahas berikut contohnya.

Media hari ini tetap menggunakan media WA, sebagai ciri khas grup ini dan untuk mengantisipasi kesulitan jaringan sampai seluruh Tanah Air tercinta.

Mohon ijin kepada para Nara Sumber, Pengawas, Kepsek, Guru Penggerak, untuk sekedar sharing.

Pertama, ASESMEN DIAGNOSTIG NON KOGNITIF.

Asesmen diagnostik non kognitif adalah asesmen yang diadakan untuk mengetahui kesejahteraan psikologi dan sosial emosi siswa, aktivitas belajar di rumah dan kondisi keluarga siswa. Beragamnya kondisi sosial ekonomi, akses teknologi, serta kondisi wilayah, menyebabkan proses belajar dan kompetensi siswa menjadi sangat bervariasi.


Tujuan asesmen diagnostik non kognitif ini kepada peserta didik ialah untuk mengetahui psikologis sosial emosi, aktivitas belajar di rumah, latar belakang pergaulan peserta didik dan mengetahui gaya belajar, karakter serta minat peserta didik.




Nah, sekarang misalnya Bapak/Ibu di sekolah akan mengajar IPS  dengan pendekatan Pembelajaran Berdiferensiasi atau pembelajaran berdasarkan perbedaan2 tertentu.

Kira-kira apa yang ingin Bapak Ibu ketahui tentang siswa? Dan bagaimana cara mengetahuinya?

Kita dapat menggunakan data:
Minat 
Gaya belajar
Hoby
Cita-cita
Makanan kesukaan, dan lain-lain.

Lanjut, tahapan pelaksanaannya terdiri dari:
1. Persiapan
2. Pelaksanaan
3. Tindak lanjut.

Biasanya sekolah-sekolah menggunakan jasa psikolog untuk melakukan asesmen ini, sehingga hasilnya akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Namun demikian untuk mengatasi keterbatasan waktu dan biaya, dapat dilakukan di sekolah yang oleh tim yang dibentuk di bawah koordinasi Guru BK. 

Bentuk instrumen dapat disesuaikan dengan tujuan yang diinginkan sekolah/guru mapel, misalnya untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan siswa berdasar:
1. minat
2. Bakat
3. Tipe belajar
4. Tipe emosional
5. Kesejahteraan emosional
6. Kondisi belajar di rumah
7. Dukungan orangtua,
Dan sebagainya.
Sehingga instrumen yang dibuat juga disesuaikan dengan tujuan-tujuan tersebut.

Misalnya untuk mengetahui minat, bakat dan tipe belajar dapat digunakan angket dengan pertanyaan terbuka maupun tertutup.

Contoh lain dapat kita gunakan alat bantu berupa gambar2 emosi yang dapat diamati siswa. Setelah itu disusun pertanyaan panduan:
1. Apa yang sedang kamu rasakan saat ini?
2. Bagaimana perasaanmu saat belajar di rumah?
3. Cara belajar seperti apa yang paling menyenangkan buat kamu?
4. Mana yang lebih mudah untuk belajar : Mendengarkan, membaca, mengamati, atau melakukan sesuatu?

Ini model tindak lanjutnya




Baik Bapak Ibu, untuk ASESMEN DIAGNOSTIK KOGNITIF, ini sama persis seperti tes tertulis tentang materi tertentu. Dapat dilakukan sebelum proses pembelajaran, untuk mengetahui kemampuan dasar siswa, sehingga penyampaian materi dapat disesuaikan, apakah mau
Dimulai dari:
¤ matrikulasi?
¤ materi dasar?
¤ pengulangan materi?
¤ melanjutkan?
¤ lanjut materi berikutnya?

Langkah2nya :
# Mengidentifi materi ajar.
# Menyusun kisi2
# Menyusun instrumen
# Pelaksanaan asesmen
# Analisis hasil asesmen
# Tindaklanjut.

Baik Bp. Ibu yang hebat, materi hari ini cukup sekian dulu ya.
Intinya bahwa kita sebagai guru, sebelum mengajar harus mengenal kesiapan belajar siswa secara kognitif maupun non kognitif, kemudian menetapkan metode pembelajaran disesuaikan dengan kesiapan belajar siswa.
Ada beberapa pertanyaan di kanal lain, tidak dapat saya share di sini. Semoga kita semua siap menjalankan amanat mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Implementasi Kurmer, dan siap menjadi "agent of change"